Ada Hujan Meteor Lyrid hingga Supermoon 12 Fenomena Langit Bulan April 2021

Ada Hujan Meteor Lyrid hingga Supermoon 12 Fenomena Langit Bulan April 2021

Berikut ini berbagai fenomena langit yang terjadi di bulan April 2021. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), membeberkan sejumlah fenomena langit yang terjadi di Indonesia sepanjang bulan April. Fenomena langit ini terjadi dengan waktu dan tanggal yang berbeda beda.

Ada fenomena Hujan Meteor Lyrid hingga Supermoon pada 27 April mendatang. Fenomena ketiga adalah tripel konjungsi yang akan dialami oleh Bulan, Planet Jupiter dan Planet Saturnus. Fenomena ini dapat Anda saksikan di arah timur tenggara sejak pukul 3 dini hari hingga akhir fajar bahari, selama tiga hari berturut turut, 6 8 April 2021.

Dapat dilihat sejak pukul 03.00 waktu setempat hingga fajar bahari berakhir. Fase Bulan Baru disebut juga konjungsi solar bulan, adalah konfigurasi ketika bulan terletak di antara matahari dan bumi dan segaris dengan matahari dan bumi. Tripel konjungsi antara Bulan, Venus dan Matahari ini akan terjadi pada dini hari di tanggal 12 Februari 2021.

Kondisi langit pada dini hari akan membuat Saturnus dapat terlihat sejak pukul 01.30 waktu setempat dari arah Timur, kemudian menyusul Jupiter yang baru terbit pada pukul 02.30 waktu setempat dan kedua planet raksaa ini dapat disaksikan hingga fajar bahari berakhir. Apoge bulan adalah konfigurasi ketika bulan terletak paling jauh dengan bumi. Hal ini disebabkan oleh orbit bulan yang berbentuk elips dengan bumi, terletak di salah satu titik fokus orbit tersebut.

Apoge Bulan di bulan April dapat disaksikan di tanggal 15 April sekitar pukul 11.00 waktu setempat dari arah timur timur laut, berkulmunasi di arah utara sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Kemudian, terbenam di arah barat barat laut sektiar pukul 23.00 waktu setempat. Okultrasi Mars oleh bulan adalah fenomena astronomis ketika Mars melintas di belakang Bulan, sehingga tampak tertutupi oleh Bulan.

Hal ini dapat terjadi karena Mars ke bumi lebih jauh dibandingkan dengan jarak Bulan ke bumi. Secara global, LAPAN menyebutkan bahwa okultasi Mars oleh bulan ini terjadi pada tanggal 17 April 2021 mulai pukul 09.45 Universal Time atau 16.25 WIB hingga 21.35 WIB di Indonesia. Merkurius akan mengalami konjungsi superior pada 19 April 2021, tepatnya pada pukul 08.56 WIB.

Konjungsi superior adalah konfigurasi yang berlaku khusus pada Merkurius dan Venus, yakni ketika Merkurius, Matahari dan Bumi terletak pada satu garis lurus dan Merkurius membelakangi Matahari. Konjungsi superior ini menandai pergantian ketampakan Merkurius yang semula ketika fajar menjadi senja. Konjungsi ini akan dapat disaksikan sejak 19 April 2021, ketika fajar bahari dari arah Utara Barat Laut hingga sebelum tengah malam dari arah Barat Barat Laut.

Kemudian, puncak konjungsi Bulan Pollux terjadi pada 20 April 2021 pukul 01.18 WIB/ 02.18 WITA/ 03.18 WIT. Fase perbani awal adalah salah satu fase bulan ketika konfigurasi antara matahari, bumi dan bulan membentuk sudut siku siku (90 derajat) dan terjadi sebelum fase bulan purnama. Bulan perbani dapat disaksikan ketika terbit 30 menit setelah tengah hari dari arah timur timur laut, berkulminas di arah utara ketika senja bahari dan kemudian terbenam di arah barat barat laut 30 menit setelah tengah malam.

Merkurius akan mengalami konjungsi dengan Venus selama sepuluh hari berturut turut sejak tanggal 21 sampai 30 April. Fenomena ini dapat disaksikan dari arah barat barat laut sekitar 12 menit setelah terbenam matahari. Hujan Meteor Lyrid adalah hujan meteor tahunan yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra.

Hujan meteor ini aktif sejak 16 hingga 25 April dengan puncak hujan meteor terjadi pada 22 April pukul 19.00 WIB/ 20.00 WITA/ 21.00 WIT. Sehingga dapat disaksikan sejak terbit di arah Barat Laut sekitar pukul 22.15 waktu setempat hingga fajar berakhir keesokan harinya. Pada 27 April mendatang, sebenarnya bulan akan mengalami fase Purnama Perige.

Dikarenakan jaraknya cukup berdekatan dengan titik perige, maka purnama kali ini disebut juga Bulan Super atau Supermoon. Bulan prunama perigee kali ini adalah seri pertama dari dua seri di tahun 2021. Di mana seri berikutnya akan terjadi pada 26 Mei 2021 bertepatan dengan gerhana Bulan total yang dapat disaksikan juga di Indonesia.

Bulan purnama perige baru dapat diamati pada arah timur menenggara setelah terbenam matahari hingga barat barat daya keesokan harinya setelah terbit matahari. Perihelion secara umum adalah konfigurasi ketika planet berada di titik terdekat dari Matahari. Hal ini disebabkan oleh orbit planet yang berbentuk elips dengan Matahari terletak di salah satu dari kedua titik fokus orbit tersebut.

Perihelion Merkurius ini terjadi setiap rata rata 88 hari sekali atau dalam setahun terjadi empat kali. Bulan akan mengalami konjungsi Bulan Antares yang kedua di penghujung bulan April kali ini. Puncak konjungsi Bulan Antares terjadi pada 29 April 2021 pukul 13.07 WIB/ 14.07 WITA/ 15.07 WIT.

Akan tetapi, fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak 28 April 2021 pukul 20.00 waktu setempat dari arah timur tenggara hingga keesokan paginya ketika fajar bahari berakhir dari arah barat barat daya. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *